Peretas atau hacker elite mencoba membobol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan serangan siber bernama virus corona -- nama pandemi yang telah menebar di dunia. Menurut petinggi senior instansi yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss itu, serangan siber alami peningkatan sekitar2x lipat.
Kepala Petinggi Keamanan Info WHO Flavio Aggio menjelaskan jati diri beberapa peretas tidak jelas serta usaha itu gagal. " Tapi usaha peretasan pada agen serta mitranya sudah bertambah saat mereka berusaha untuk meredam virus corona, yang sudah tewaskan lebih dari 15. 000 di penjuru dunia," tutur ia pada Reuters.
Usaha pembobolan di WHO menjadi berita teknologi terbaru yang pertama kali diketahui oleh Alexander Urbelis, ahli keamanan siber sertapengacara dari Blackstone Law Grup yang berbasiskan di New York, yang mencarikegiatan pendaftaran domain internet yang meresahkan.
Ia menerangkan, sudah terima kegiatan seputar Maret, saatsekumpulan peretas yang ia turuti aktifkan situs jahat yang mengikuti skemae-mail internal WHO.
" Saya mengerti secara cepat jika ini ialah seranganlangsung terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di tengah pandemi, "tuturnya.
Urbelis menjelaskan ia tidak paham siapa yangbertanggungjawab dibalik peretasan itu, tetapi dua sumber lain yang memberikanpengarahan mengenai permasalahan itu, curigai sekumpulan peretas tingkat lanjutyang diketahui untuk DarkHotel. Barisan itu sudah lakukan operasi spionasedunia maya minimal semenjak 2007.
Saat beberapa pesan dikirim ke alamat e-mail yang diurusoleh peretas, pesan itu tidak berbalas. Aggio mengkonfirmasi jika situs yangdiketemukan oleh Urbelis sudah dipakai dalam usaha untuk mengambil kata sandidari beberapa staf agen.
" Ada penambahan besar dalam penargetan WHO sertakejadian keamanan siber yang lain, " papar Aggio. " Tidak ada angkatentu, tetapi usaha kompromi semacam itu pada kami serta pemakaian peniruan(WHO) untuk membidik orang lain bertambah lebih dari 2x lipat. "
WHO sudah mengingatkan jika peretas berpura-pura untuk agenuntuk mengambil uang serta info peka dari warga. Petinggi pemerintah di AmerikaSerikat, Inggris serta dalam tempat lain keluarkan peringatan keamanan sibermengenai bahaya saat karyawan kerja dari rumah buntut dari menyebarnya wabahvirus corona.
Perusahaan cybersecurity termasuk juga Bitdefender Romaniaserta Kaspersky yang bertempat di Moskow menjelaskan mereka sudah mencaribanyak operasi DarkHotel ke Asia Timur--area yang dengan cara spesial dikuasaioleh virus corona. Target detil sudah meliputi pegawai pemerintah sertaeksekutif usaha di beberapa tempat seperti Cina, Korea Utara, Jepang, sertaAmerika Serikat.
Costin Raiu, kepala riset serta analisa global di Kaspersky,tidak bisa mengkonfirmasi jika DarkHotel bertanggungjawab atas gempuran WHO.Tetapi menurut dia, infrastruktur situs jahat yang juga sama sudah dipakaiuntuk membidik organisasi kesehatan serta kemanusiaan yang lain dalam beberapaminggu paling akhir.
" Pada saat semacam ini, info apa saja mengenaipengobatan atau tes atau vaksin yang terkait dengan virus corona akan bernilaiserta prioritas dari tiap organisasi intelijen di negara yang terserang efek," tutur Raiu.
Beberapa petinggi serta ahli keamanan dunia maya sudahmengingatkan jika peretas dari semua garis berupaya manfaatkan kecemasaninternasional atas penebaran virus corona.
Urbelis memberikan tambahan, ia sudah mencari beberapa ribusitus situs bertopik virus corona yang dibikin tiap hari, beberapa dari mereka jelas beresiko. " Masihseputar 2. 000 satu hari. Saya belum pernah lihat gempuran siber semacam ini," kata Urbelis.